Pembelahan Sel dan Pewarisan
Sifat- Dalam proses perkembangan makhluk hidup, sifat-sifat dari
kedua induk akan diwariskan kepada keturunannya. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunan (hereditas) dan
seluk-beluknya disebut genetika. G. J. Mendell diangkat sebagai Bapak Genetika
karena dianggap sebagai peletak dasar prinsip-prinsip hereditas yang terkenal
sebagai Hukum Mendell.
Menurut Mendell,
sifat-sifat yang diturunkan dari induk kepada keturunannya dikendalikan oleh
faktor genetik yang terdapat di dalam kromosom yang disebut gen. Pada makhluk
hidup, sel penyusun tubuh terdiri atas berikut.
1.
Sel somatis (sel
tubuh) yang dapat memperbanyak diri melalui pembelahan yang berlangsung secara
mitosis.
2.
Sel gamet (sel
kelamin) yang berupa sperma dan ovum yang dapat diproduksi melalui pembelahan
yang berlangsung secara meiosis.
Sel adalah satuan kehidupan
terkecil sebagai makhluk hidup. Sifat terpenting sel adalah kemampuan untuk
tumbuh dan membelah diri yang menghasilkan molekul-molekul seluler baru dan
memperbanyak dirinya. Dalam pertumbuhan dan pembelahan, sel memerlukan sumber
energi luar untuk menjamin agar reaksireaksi kimia selnya berjalan sesuai
dengan biosintesis yang dikehendaki. Di dalam sel terdapat kromosomyang merupakan pembawa sifat
keturunan. Kehidupan sel somatis maupun sel gamet melalui dua fase, yaitu
interfase (fase istirahat) dan fase pembelahan. Pada interfase, sel tidak mengadakan
aktivitas baik secara fisik maupun reaksi kimia.
Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan proses
yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan mitosis terjadi secara
tidak langsung karena melalui tahap-tahap fase pembelahan, atau dikatakan
sebagai pembelahan secara tidak langsung yang melibatkan benang-benang
gelendong untuk mengatur tingkah laku kromosom. Pembelahan mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel
somatis secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti
(kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
A. Mitosis
Pembelahan mitosis disebut juga pembelahan biasa yang
memiliki ciri-ciri antara lain:
1. pembelahan berlangsung satu kali;
2. jumlah sel anak yang dihasilkan adalah dua buah;
3. jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom pada
induknya, yaitu 2n (diploid);
4. sifat sel anak sama dengan sifat pada induknya;
5. terjadi pada sel tubuh (sel somatik) misalnya pada jaringan
embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambium;
6. tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak
sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang rusak;
7. melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase,
metafase, anafase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap tersebut akan
kembali ke tahap semula sehingga membentuk suatu siklus sel.
Adapun fase pembelahan melalui beberapa tahapan sebagai
berikut.
1. Fase
Interfase. Fase interfase disebut juga fase istirahat karena tidak
menampakkan tanda-tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa pertumbuhan
dan pengumpulan energi yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses
interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan menjadi
tiga, antara lain:
a. fase pertumbuhan primer;
b. fase sintesis, pada fase ini terjadi sintesa DNA dan
organel sel;
c. fase pertumbuhan sekunder;
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena
benang-benang kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein
terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase.
2. Fase
Mitotik. Fase
mitotik merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini meliputi,
tahap-tahap berikut.
a. Tahap
Profase. Profase
merupakan fase awal dalam pembelahan sel. Profase memiliki subfase sebagai
berikut.
Leptonema, ditandai dengan adanya penampakan kromomer.
1.
Zygonema,
ditandai dengan terbentuknya kromatid (kromosom mengganda).
2.
Pakhinema,
terlihat kromosom masih tetap berpasangan.
3.
Diplonema,
pasangan kromatid mulai memisah.
4.
Diakinesis,
ditandai dengan nukleolus menghilang dan terbentuk gelendong inti.
b. Tahap
Metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut.
1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan
metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut
protein halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil. Pada banyak
hewan dan tanaman tingkat rendah, benang gelendong ini dibentuk dalam
hubungannya dengan sentriol (badan yang menandai kutub
dari mekanisme benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk penyebaran
kromosom secara teratur.
2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang
ekuator. Sentromermelekat
pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat
pada sentromer.
3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
c. Tahap
Anafase. Tahap
anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut.
1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong,
selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam
sel.
3) Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang
ekuator.
Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari
fase-fase mitotik.
d. Tahap
Telofase. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain:
1) benang-benang gelendong itu hilang;
2) selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali;
3) struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai;
4) sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua
sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam
sitoplasma membelah dan pindah ke dalam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
4.1.
Gambar 4.1 Fase-fase pembelahan
sel mulai dari interfase, profase, metafase, anafase dan telofase
Di dalam tipe sel tubuh, bermacam-macam kromosom yang berbeda
selalu muncul dalam dua kopi (berjumlah 2n kromosom homolog). Adapun sel
kelamin diketahui setengah dari jumlah 2n yang ditemukan pada sel-sel
somatik. Pada pembagian kromosom selama mitosis, setiap sel anakan menerima 1
kopi dari setiap kromosom yang terdapat dalam sel induk. Sebaliknya, selama
pembentukan sel kelamin (meiosis), jumlah kromosomnya tereduksi menjadi n. Jadi, proses pembuahan
antara sperma dan telur memulihkan kembali jumlah 2n kromosom yang karakteristik
untuk sel somatik. Satu kromosom dalam setiap pasangan berasal dari induk
jantan, sedangkan lainnya berasal dari induk betina.
Gambar 4.2 Suatu perbandingan
pembelahan sel secara mitosis dan meiosis
No.
|
Mitosis
|
Meiosis
|
1
|
Pembelahan yang memisahkan sister kromatid
|
Tahap pertama adalah pembelahan kromosom reduksi yang memisahkan kromosom
homolog pada anafase I, sister kromatid memisah pada anafase II.
|
2
|
Satu pembelahan tiap daur, yaitu satu pembelahan kromosom yang sama.
|
Dua kali pembelahan tiap daur yaitu dua pembelahan sitoplasma, satu
pembelahan setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti pembelahan kromosom
yang sama.
|
3
|
Kromosom tidak berpasangan biasanya tidak terbentuk kiasmata, tidak
terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog.
|
Kromosom berpasangan dan membentuk kiasmata, pertukaran genetik terjadi
kromosom homolog.
|
4
|
Dari satu sel dihasilkan dua sel anak
|
Dari satu sel dihasilkan empat sel anak tiap daur.
|
5
|
Kandungan genetik dari hasil mitosis identik.
|
Kandungan genetik dari proses meiosis berbeda, kromosom dapat merupakan
turunan dari kromosom induk atau bapaknya dengan kombinasi yang
bermacam-macam karena adanya pengelompokan secara rambang dan derajat pindah
silang.
|
Perbandingan antara Mitosis dan Meiosis
Aspek Perbedaan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
1. Tempat Berlangsung
|
Sel somatik
|
Sel kelamin
|
2. Tujuan
|
Pertumbuhan serta penggantian sel rusak
atau mati
|
Pembentukan gamet
|
3. Kandungan genetik pada sel-sel anak
|
Sama dengan sel induk
|
Berbeda dengan sel Induk
|
4. Jumlah sel anak
|
4 sel
|
2 sel
|
5. Jumlah pembelahan
|
Satu kali
|
Dua kali
|
6. Jumlah kromosom pada sel anak
|
Sama dengan sel induk (diploid)
|
Setenggah dari sel induk (haploid)
|
7. Pindah silang (crossing over)
|
Tidak terjadi
|
Terjadi pada akhir profase I
|
B. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak
dengan jumlah kromosom setengah dari induknya. Pembelahan meiosis disebut juga
sebagai pembelahan reduksi karena dalam proses pembelahannya terjadi
pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pembagian. Pengurangan jumlah
kromosom tersebut bertujuan memelihara jumlah kromosom yang tetap dalam satu
spesies.
Pada sel tumbuhan dan hewan, meiosis terjadi di dalam
alat-alat reproduksi, yakni pada pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada
tumbuhan berbiji, meiosis terjadi pada putik dan kepala sari, sedangkan pada
manusia dan hewan terjadi pada testis dan ovarium.
Pembelahan meiosis meliputi dua kali pembelahan secara
lengkap dan menghasilkan 4 sel anak yang haploid (n). Pada manusia dengan 46
kromosom diploid akan dihasilkan 4 buah sel kelamin haploid dengan 23 kromosom.
Pada pembelahan meiosis I, pembelahan disertai dengan profase yang cukup
panjang dan terjadi pencampuran kromosom homolog. Pada pembelahan reduksi
terjadi faktor hereditas menghasilkan dua sel anak yang haploid. Pada
pembelahan meiosis II, sel haploid mengalami pembelahan secara mitosis dan dihasilkan
4 sel anak yang masing-masing haploid.
wow, keren teman :)
BalasHapusterimakasih atas infonya
sangat berguna
BalasHapuswaah terimakasih infonya sangat membantu untuk mereview materi yg sudah pernah dipelajari, terimakasihh
BalasHapus