Sabtu, 03 Januari 2015

Tissue, si Pembabat Pohon Dunia


Tissue, si Pembabat Pohon Dunia
Bisa dikatakan penggunaan tissue dalam kehidupan sehari-hari memang terhitung praktis.
Tapi pernahkah terlintas di pikiran kita bagaimana asal muasal tissue sampai bisa digunakan oleh kita sehari-hari?
Tissue mulai dibuat sekitar tahun 1880-an dari bahan baku kulit kayu yang dijadikan pulp (bubur kertas). Sampai sekarang pun bahan baku dalam pembuatan tissue masih menggunakan kayu. Kayu yang didapat pastinya dari hasil penebangan pohon- pohon di hutan.
Sadarkah kita bahwa penggunaan tissue yang berlebihan ikut mendukung kerusakan hutan?
Misalnya, dalam 1 pack terdapat 20 lembar tissue.
Dan, ternyata dari 1 pohon berumur 6 tahun hanya bisa menghasilkan 2 pack tissue saja, atau 40 lembar.
Sementara, satu pohon itu bisa menghasilkan oksigen untuk menghidupi 3 orang.
Bayangkan berapa jumlah orang disekitar kamu yang menggunakan tissue setiap harinya. Pasti sangat banyak.
Sampai saat ini pun Indonesia sudah kehilangan sekitar 72% hutan aslinya, dan semakin hari kerusakan hutan masih terlanjut.
Jika dilihat dari segi produksinya, menghemat penggunaan tissue dapat mengurangi pemborosan energi dan air saat proses produksi.
Belum lagi dampak negatif lainnya dari segi kesehatan. Contoh, kita sering menggunakan tissue untuk mengambil atau membungkus makanan,misalnya gorengan,untuk menghindari tangan kotor atau menyerap minyak yang berlebihan pada makanan tersebut. Padahal, zat kimia yang terkandung dalam kertas tissue dapat berpindah ke makanan.
Zat pemutih memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tissue agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini bersifat karsinogik (pemicu kanker).

2 komentar:

  1. keren ni infonya,...

    Salam perjuangan

    BalasHapus
  2. Nice blog. Peratahankan content-nya. Isi dngan info yang up to date untuk di sharing dengan yang lain. Mari kita lestarikan hutan, biologist!

    BalasHapus